Mengapa Bekerja di Perusahaan Rintisan Tahap Awal?

Halo, bagaimana kabarmu? Karena kamu sudah bersedia membuka blog ini berarti aku anggap kamu sedang dalam keadaan yang baik. Bagaimana keadaan di tempat kerja? Apa pekerjaanmu lancar juga? Mudah-mudahan berjalan baik juga.
Omong-omong mengenai tempat kerja, apakah kamu pernah atau bahkan sedang bekerja di sebuah perusahaan rintisan (startup)?
Jika iya, berarti kamu sudah tahu lebih kurang dunia startup itu bagaimana kan?
Aku punya pertanyaan, seandainya kamu bebas bisa bergabung dengan startup mana saja saja dan pasti diterima kamu akan memilih bergabung ke startup apa?
Yang besar?
Yang terkenal?
Yang gajinya gede?
Kemungkinan besar itu pertimbangannya. Dengan kata lain kebanyakan orang ingin bergabung ke startup ternama.
Bergabung dengan startup ternama memang sangat menggiurkan, namun apakah kita harus selalu menargetkan bekerja di sana? Apakah bekerja di startup kecil merupakan sebuah aib? Menurutku tidak begitu.
Secara umum perusahaan rintisan (startup) menurutku bisa dikategorikan menjadi tiga jenis berdasarkan fasenya: perusahaan tahap awal, perusahaan tahap menengah, dan perusahaan tahap lanjut.
Startup tahap awal adalah perusahaan yang baru dirintis sehingga masih dalam tahap mencari product-market-fit, dalam dunia startup misalnya telah dapat pendanaan seed, pre-seed, atau bahkan belum mendapat pendanaan sama sekali.
Startup tahap menengah adalah perusahaan yang sudah menemukan product-market-fit dan dalam tahap mematangkan produknya, dalam dunia startup misalnya telah dalam pendanaan series A atau series B.
Startup tahap lanjut adalah perusahaan yang sudah besar dan bisnisnya sudah terbukti diperlukan banyak orang, dalam dunia startup misalnya telah menjadi unicorn ataupun decacorn.
Aku pernah beberapa kali bekerja di perusahaan tahap awal (bahkan mencoba mendirikan juga). Sehingga aku merasa punya kapabilitas untuk menulis perihal pertimbangan bergabung dengan startup tahap awal ini.
Saat tulisan ini ditulis, aku sedang bekerja di Kargo Technologies, perusahaan logistik dengan pendanaan series A di Jakarta. Jadi menurutku ini bisa dibilang sebagai perusahaan tahap menengah.
Terkadang saat aku browsing LinkedIn, aku melihat banyak lowongan dari berbagai perusahaan yang aku tidak tahu. Setelah kupelajari ternyata beberapa produknya cukup menarik dan aku yakin akan menjadi besar (asalkan tidak ada kasus, misalnya fraud).
Namun seandainya kalian berada di posisiku sekarang yang sedang bekerja di startup tahap menengah (atau mungkin kalian sedang bekerja di startup tahap lanjut), apakah masih layak untuk mempertimbangkan bekerja di startup tahap awal? Bukankah itu berarti downgrade? Kalau begitu apa pertimbangannya?
High Risk, High Reward

Bergabung dengan startup tahap awal ibarat kalian membeli saham di saat harga IPO.
Kemungkinan terburuk? Sahamnya bisa jadi 0 (perusahaan bangkrut).
Kemungkinan terbaik? Sahamnya bisa melambung tinggi (perusahaan sukses).
(Seharusnya) saat kalian bergabung di startup tahap awal kalian akan mendapatkan ekuitas, yang mana jika perusahaan sukses maka kalian akan ikut sukses juga bersamanya. Hal ini diharapkan agar para engineer lebih termotivasi lagi dalam bekerja.
Bekerja di startup tahap awal juga akan membuka exposure kalian dengan founder (atau decision maker) sehingga jika hasil kerja kalian bagus, kalian akan membuka networking dengan mereka yang kemungkinan bisa menawarkan opportunity menarik di masa depan.
Jika kalian tumbuh bersama startup tersebut dan memang layak, kemungkinan saat perusahaan tersebut semakin besar kalian akan mendapat posisi yang semakin tinggi juga.
Selain itu jika startup tersebut sukses, kalian bisa menulis Founding Engineer di [NAMA_STARTUP_TAHAP_AWAL]
di bio LinkedIn kalian, sehingga kalian akan terlihat lebih kredibel.
Sayangnya jika startup tersebut gagal, kalian harus mencari pekerjaan baru lagi. Mungkin hal ini tidak cocok dengan orang yang mencari stabilitas, misalnya yang sudah berumah tangga.
Building instead of Scaling

Karena startup tahap awal masih mencari dan mengembangkan product-market-fit, kalian akan lebih fokus pada membuat dan menginisiasi hal baru.
Kalau di perusahaan besar gerak kalian mungkin akan lambat. Misalnya karena akan ada proses code review yang intens, membuat testing yang lengkap, membaca dokumentasi mengenai bagaimana seharusnya melakukan suatu hal, atau kesulitan karena mewariskan projek lama yang sudah tidak ada lagi maintainernya dan kakas yang dipakai sudah kadaluarsa. Bahkan proses membuat satu komponent “Button” saja mungkin akan memakan waktu berhari-hari.
Karena penggunanya sudah banyak, mungkin di startup tahap lanjut pekerjaan kalian lebih pada hal optimisasi misalnya bagaimana membuat situs webnya bisa diakses di bawah 0.1ms. Atau scaling misalnya bagaimana caranya sehingga saat ada 1 juta user mengakses situs webnya, webnya tidak akan down.
Mungkin karena developernya sudah banyak, perlu peran manajerial untuk membagi tugas yang ada sehingga perlu dilakukan rapat dan briefing terlebih dahulu sebelum mengerjakan sesuatu.
Di startup tahap awal kalian tidak mengalami itu, tantangannya beda.
Di startup tahap awal kalian akan lebih banyak melakukan setup project dari awal, memilih framework apa yang akan digunakan, melakukan instalasi library. Sehingga kalian bisa menggunakan teknologi terbaru yang masih segar. Jika kalian senior engineer, kalian bisa memilih akan menggunakan teknologi apa. Tidak ada aturan kaku yang perlu dipatuhi. Kemungkinan hal yang kalian inisiasi akan dipake terus kedepan.
Sebenarnya ada kemungkinan tidak akan dipakai lagi juga, misalnya projeknya tidak lanjut. Atau perusahaannya yang tidak lanjut.
Sehingga untuk mahasiswa yang masih mencari pengalaman, bergabung dengan startup tahap awal merupakan pilihan yang menarik karena kalian akan belajar banyak disini dan lagi sekalipun kemungkinan terburuk terjadi kalian tidak akan terlalu terpengaruh.
Jadi kalian lebih suka melakukan yang mana?
Minim Politics

Perusahaan tahap awal hampir tidak mempunyai tangga politik.
Paling tidak dari sisi engineering, mungkin hanya akan ada “junior software engineer” dan “senior software engineer”.
Performa akan dinilai biasanya dari pengamatan manajer langsung saja (bahkan biasanya C-level), tidak ada proses review performa yang ribet seperti di perusahaan besar.
Tapi kenapa begitu?
Pertama: Karena budget terbatas, kalau kita naik level tentunya berekspektasi gaji juga naik kan? Sedangkan startup tahap awal hendaknya menghemat pendanaan yang ada.
Kedua: Karena kenaikan level cenderung bersifat manajerial, sedangkan dalam startup tahap awal orangnya sedikit sehingga tidak terlalu relevan untuk naik level terlebih dahulu.
Ketiga: Kinerja tiap pegawai masih bisa diamati secara langsung oleh C-level (atau decision maker), sehingga jika ada pegawai yang performanya tidak sesuai ekspektasi bisa langsung ditindaklanjuti.
Oleh karena itu kalian yang pernah punya pengalaman sikut-sikutan di perusahaan besar (harusnya) tidak akan mengalaminya disini.
Minim Exposure

Orang tua, pacar, dan teman kalian mungkin tidak akan tahu kalian bekerja dimana.
Setiap kali ditanya kerja dimana oleh teman, mungkin kalian perlu menjelaskan terlebih dahulu perusahaan kalian itu melakukan apa.
Saat kalian datang menemui calon mertua, bisa jadi kalian perlu meyakinkan mereka lebih untuk mengambil hati mereka.
Saat kalian menuliskan ex-[NAMA_STARTUP_TAHAP_AWAL]
di bio LinkedIn kalian, mungkin recruiter tidak akan terlalu tertarik.
Apakah kalian tidak apa dengan hal itu?
Minim Friends

Karena startup tahap awal memiliki dana yang lebih terbatas dan perlu bergerak cepat, kemungkinan anggota tim nya akan sedikit.
Jika tujuan kalian misalnya ingin bergaul dengan banyak orang atau bahkan mencari jodoh, mungkin kalian tidak bisa berekspektasi tinggi pada hal ini.
Tapi jika kalian introvert misalnya atau tidak terlalu mementingkan aspek sosial, maka startup tahap awal kemungkinan besar untuk kalian.
Berdasarkan paparan diatas, apakah kalian tertarik bergabung dengan perusahaan rintisan tahap awal?
Kalau aku sendiri tidak menutup kemungkinan, namun aku bakal menggali lebih dalam terlebih dahulu apakah model bisnisnya meyakinkan dan apakah founder nya kapabel?
Dan untuk itulah tahap interview ada. Selain berguna dari sisi perusahaan untuk mengenal kita, juga berguna oleh kandidat untuk mengenal perusahaan tersebut.
Aku sendiri juga memiliki preferensi pribadi yaitu lebih prefer bergabung di perusahaan yang berusaha menyelesaikan masalah yang juga aku temui, sehingga aku mempunyai motivasi lebih saat bekerja di perusahaan tersebut.
Di era perkembangan AI ini, menurutku perusahaan rintisan akan bertambah banyak, namun yang mereka rekrut akan semakin sedikit dibandingkan masa sebelumnya. Karena sekarang senior engineer sudah “mendapat bantuan” dengan menggunakan AI sehingga kerja mereka akan lebih efisien.
Pada akhirnya dimanapun kita semua bekerja, semoga kita bisa membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.