Tutorial Menjadi Produktif
.jpeg?table=block&id=250e2534-1c95-8038-a8eb-f3c3448e2beb&cache=v2)
Aku selalu merasa bersalah saat menghabiskan waktu hanya dengan bermain ponsel.
Yang kulakukan saat bermain ponsel hanya membuka Twitter → membuka Discord → membuka LinkedIn → membuka Instagram → membuka Youtube Shorts, kemudian balik lagi ke awal.
Hal ini bisa menghabiskan waktu seharian.
Kemudian saat aku “kelelahan”, aku pun jadi ketiduran.
Lalu saat bangun, hal tersebut akan terulang lagi.
Kalau misalnya sedang di hari kerja, mungkin tidak akan berlangsung lama karena kan harus berangkat kerja.
Tapi kalau sedang di akhir minggu atau libur? Tidak terasa waktu hanya akan dihabiskan untuk hal ini.
Aku tidak mau menghabiskan hidup dengan hal tidak berguna seperti ini. Apalagi di masa muda dimana seharusnya dihabiskan melakukan hal yang produktif, jika tidak akan menyesal di masa tua nanti.
Tapi bagaimana cara untuk mengatasi hal tersebut? Setelah berbagai percobaan akhirnya aku tahu apa yang harus kulakukan.
1. Mandi
Simpel tapi manjur!
Kalau belum mandi, wajah dan tubuh serasa masih ada hawa kasurnya kayak masih ada letihnya gitu.
Kalaupun berhasil bangkit dan duduk depan laptop, palingan bentar lagi balik ke kasur.
Kalau sudah mandi hawa letih tadi juga hilang, mau rebahan juga jadi enggan karena nanti campur lagi ama bau kasur atau rambut yang agak basah malah nempel di bantal.
Dengan mandi, juga secara nggak langsung bilang ke diri sendiri bahwasanya “waktu tidur sudah selesai, saatnya melakukan aktivitas hari ini”.
2. Membuat outline apa yang akan dilakukan
Biasanya setiap malam sebelum tidur aku mencoba membuat outline secara garis besar apa yang ingin dilakukan besok.

Perhatikan gambar diatas, aku selalu mencoba menyusun jadwal di Google Calendar karena bisa terintegrasi dengan aplikasi di ponsel dan smartwatch. Ini aturannya:
- Dalam menyusun jadwal tidak perlu terlalu detail seperti
7-7:30 membaca buku, 7:30-8:00 menonton Udemy
karena kalau terlalu membatasi seperti itu saat ada yang tidak lancar kita malah malas melanjutkan karena merasa berarti sudah gagal, selain itu biar memberi kita ruang jika ingin melakukan hal yang lain tapi masih dalam kategori yang sama
- Antar tiap aktivitas beri jarak 1 jam, tujuannya untuk menyediakan waktu untuk hal yang tidak terduga seperti macet, kerjaan di kantor masih banyak, hujan jadi belum bisa pulang, dll
3. Pergi ke kafe
Menurutku kamar adalah tempat untuk menyimpan barang dan beristirahat, bukan untuk bekerja.
Karena otak kita itu mengasosiasikan suatu hal dengan hal lain.
Seperti halnya otak yang mengasosiasikan warna merah dengan bahaya dan warna hijau untuk aman.
Otak kita bisa jadi mengasosiasikan kamar dengan istirahat.
Memang benar terkadang aku bisa produktif walaupun di kamar saja, tapi kemungkinan sukses lebih tinggi kalau melakukannya di tempat yang lebih cocok.
Jadi kalau ingin produktif sebaiknya pergi ke kantor, atau ke co-working space / kafe tidak memungkinkan. Atau kalau di rumah punya ruangan yang didedikasikan untuk bekerja bagus juga.
Jangan lupa membawa headset noise cancelling, karena di kafe biasanya bising misalnya ada musik yang dimainkan, suara orang memesan makanan, atau orang bincang-bincang.
Aku sendiri memakai headset Sony WH-1000XM4 dan sangat membantu dalam meredam kebisingan.
Kelemahan teknik ini adalah metode ini menghabiskan uang: biaya pulang-pergi ke kafenya, biaya membeli kopi dan makanan yang mana di kafe seperti ini harganya selalu di atas rata-rata.
Selain itu juga tidak bisa dilakukan untuk aktivitas yang membutuhkan ketenangan seperti membaca buku, karena aku cuma bisa membaca buku di tempat tenang dan tidak ada orang berlalu lalang.
Lalu tidak bisa juga kugunakan untuk kegiatan yang aku butuh mengeluarkan suara, misalnya melakukan interview daring. Karena akan mengganggu orang di sekitar.
4. Minum kopi
Ini sebenarnya sudah pengetahuan umum. Saking umumnya, orang-orang bahkan tetap minum kopi di saat yang tidak diperlukan juga.
Aku orang yang berpendapat sebaiknya tidak meminum kopi tiap hari, karena tubuh butuh waktu untuk membuang kandungan kafein di dalam tubuh.
Alasan minum kopi dapat meningkatkan produktivitas adalah karena kandungan kafeinnya dapat membuat mata melek dan meningkatkan energi.
Kalau memang merasa perlu minum kopi, sebisa mungkin jangan yang mengandung gula. Atau setidaknya yang gulanya sedikit. Karena minum minuman manis bisa mengakibatkan melonjaknya gula darah yang membuat efek samping yang mengganggu produktivitas seperti membuat jadi buang air kecil lebih sering dan mudah kelelahan.
Dan jangan minum kopi di sore hari, karena nanti bikin susah tidur. Istirahat juga penting untuk menjaga produktivitas.
5. Jangan kekenyangan, jangan kelaparan
Ingat, rumusnya:
Lapar = emosi
Kenyang = bego
Lapar dapat menurunkan produktivitas karena tiap kali kita sedang fokus, rasa lapar akan mengganggu kita.
Kebanyakan makan dapat menurunkan produktivitas karena saat kenyang kita jadi malas melakukan apapun.
Lebih baik makan secukupnya sebelum mulai kerja.
Kemudian setelah 4 jam mungkin baru makan berat lagi.
6. Simpan ponsel, pakai jam digital

Untuk mengurangi distraksi yang tidak perlu, ponsel juga sebaiknya disimpan dalam tas.
“Bagaimana semisalnya ada notifikasi penting?”
Apakah menurutmu memang bakal ada hal urgent yang perlu kamu balas dengan segera? Biasanya sih tidak ada. Kamu cuma FOMO aja.
Tapi kalau kamu memang khawatir atau mengatasi FOMO tersebut, kalian bisa pakai jam digital yang terhubung dengan ponsel kalian.
Sehingga jika ada notifikasi, kalian bisa melihatnya di jam kalian. Jika memang itu penting, bisa mengambil kembali ponsel tadi. Namun jika ternyata notifikasi sepele, lebih baik lanjutkan pekerjaan.
7. Empat jam deep work sudah bagus
“Mantap, sekarang kita sudah produktif, kalau begitu kita bisa melakukan ini dari pagi sampai malam kan ya?”
Yah…. sejujurnya aku juga ingin begitu, tapi sayangnya hal itu sulit dilakukan.
Menurutku jangan berekspektasi bisa melakukan ini dalam waktu lama, biasanya batasku hanya 4 jam. Atau 6 jam kalau sedang di hari baik.
Apalagi kalau kita kerja sambil memakai headset, memakainya dalam waktu yang lama menurutku juga tidak baik untuk telinga.
Bukan berarti sehabis itu tidak perlu bekerja sama sekali lagi. Tapi kita pasang ekspektasi durasi fokus mendalam kita hanya segitu.
“Apa indikasinya kita tidak bisa melakukannya lagi?”
Biasanya kalau pikiran kita sudah kemana-mana atau malah membuka hal lain di laptop.
Lagipula memang sebaiknya membatasi durasi ini, karena dengan begini kita hanya akan melakukan hal yang benar-benar penting bagi kita.
Kalau dari awal kita berekspektasi akan melakukan ini dari pagi sampai malam, khawatirnya kita jadi lengah dan malah melakukan hal yang bukan prioritas di awal, karena berpikir kita masih punya banyak waktu.
Ok, sekian daftarnya.
Tentu ada tips lain seperti menjaga kesehatan dan tidak tidur larut malam sehingga sewaktu pagi lebih segar. Hanya saja menurutku itu sudah jelas, tidak ada yang perlu dideskripsikan lagi.
Aku menulis ini sebenarnya untuk catatan pada diri sendiri, namun jika kalian juga sedang mencari inspirasi mungkin bisa mencoba beberapa hal diatas.
Salam produktif!